Berhubungan intim aman dilakukan saat hamil...asal..???
Tak jarang pasangan menghindari hubungan seksual selama istri hamil karena rasa takut. Padahal, jika dilakukan secara hati-hati dan dengan posisi yang tepat, hubungan seks dapat dilakukan. Bahkan bisa melekatkan ikatan emosional lho...
Ada dua rentang waktu yang disarankan agar pasangan jangan melakukan hubungan seksual sesering biasanya, yaitu trimester pertama dan trimester terakhir. Mengapa?
Jika hubungan seks terlalu sering dilakukan pada trimester pertama kehamilan, dikhawatirkan akan terjadi keguguran yang membahayakan calon ibu. Sedangkan jika hubungan seksual terlalu sering dilakukan pada trimester pertama dan trimester terakhir. Mengapa?.Jika hubungan seks terlalu sering dilakukan pada trimester pertama kehamilan, dikhawatirkan akan terjadi keguguran yang membahayakan calon ibu. Sedangkan jika hubungan seksual terlalu sering dilakukan pada trimester terakhir kehamilan, dikhawatirkan memicu kelahiran dini. Mengapa keguguran serta kelahiran dini bisa terjadi?
Pada saat calon ibu mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang mengakibatkan keguguran. Selain itu, di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat calon ibu mengalami orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke janin terhambat. Asalkan, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tak hanya itu, di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi atau kekejangan otot rahim. Meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Namun kekejangan otot rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat karena orgasme Mengapa keguguran serta kelahiran dini bisa terjadi?
Pada saat calon ibu mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang mengakibatkan keguguran. Selain itu, di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat calon ibu mengalami orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke janin terhambat. Asalkan, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tak hanya itu, di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi atau kekejangan otot rahim. Meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Namun kekejangan otot rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat karena orgasme .Mengapa keguguran serta kelahiran dini bisa terjadi? Pada saat calon ibu mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang mengakibatkan keguguran. Selain itu, di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat calon ibu mengalami orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke janin terhambat. Asalkan, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.Tak hanya itu, di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi atau kekejangan otot rahim. Meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Namun kekejangan otot rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat karena orgasme.
Posisi seks seperti apa yang paling dianjurkan?
Agar perut calon ibu tidak tertindih dan penis tidak menekan mulut rahim. Sebaiknya dipilih posisi yang paling aman.
Paling disarankan adalah posisi
Calon ayah berada di atas tapi ia miring ke salah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar berat badannya tak menekan tubuh ibu hamil.
Ibu hamil berada di atas, namun hindari penetrasi yang terlalu dalam.
Calon ayah duduk di kursi atau tempat tidur dan ibu hamil berada di atasnya. Selain tak membebani kehamilan, posisi ini juga memudahkan ibu hamil mengatur irama hubungan sekaligus mengurangi tekanan di dinding rahim.
Calon ayah dan ibu hamil berbaring menyamping, menghadap satu arah. Ibu hamil berada di depan calon ayah. Penetrasi dilakukan dari belakang.
Ibu hamil bertumpu pada lutut dan siku (merangkak). Penetrasi dilakukan calon ayah dari belakang
dari berbagai sumber
Tak jarang pasangan menghindari hubungan seksual selama istri hamil karena rasa takut. Padahal, jika dilakukan secara hati-hati dan dengan posisi yang tepat, hubungan seks dapat dilakukan. Bahkan bisa melekatkan ikatan emosional lho...
Ada dua rentang waktu yang disarankan agar pasangan jangan melakukan hubungan seksual sesering biasanya, yaitu trimester pertama dan trimester terakhir. Mengapa?
Jika hubungan seks terlalu sering dilakukan pada trimester pertama kehamilan, dikhawatirkan akan terjadi keguguran yang membahayakan calon ibu. Sedangkan jika hubungan seksual terlalu sering dilakukan pada trimester pertama dan trimester terakhir. Mengapa?.Jika hubungan seks terlalu sering dilakukan pada trimester pertama kehamilan, dikhawatirkan akan terjadi keguguran yang membahayakan calon ibu. Sedangkan jika hubungan seksual terlalu sering dilakukan pada trimester terakhir kehamilan, dikhawatirkan memicu kelahiran dini. Mengapa keguguran serta kelahiran dini bisa terjadi?
Pada saat calon ibu mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang mengakibatkan keguguran. Selain itu, di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat calon ibu mengalami orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke janin terhambat. Asalkan, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tak hanya itu, di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi atau kekejangan otot rahim. Meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Namun kekejangan otot rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat karena orgasme Mengapa keguguran serta kelahiran dini bisa terjadi?
Pada saat calon ibu mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang mengakibatkan keguguran. Selain itu, di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat calon ibu mengalami orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke janin terhambat. Asalkan, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tak hanya itu, di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi atau kekejangan otot rahim. Meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Namun kekejangan otot rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat karena orgasme .Mengapa keguguran serta kelahiran dini bisa terjadi? Pada saat calon ibu mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang mengakibatkan keguguran. Selain itu, di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat calon ibu mengalami orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke janin terhambat. Asalkan, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.Tak hanya itu, di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi atau kekejangan otot rahim. Meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Namun kekejangan otot rahim menjadi lebih sering dan lebih kuat karena orgasme.
Posisi seks seperti apa yang paling dianjurkan?
Agar perut calon ibu tidak tertindih dan penis tidak menekan mulut rahim. Sebaiknya dipilih posisi yang paling aman.
Paling disarankan adalah posisi
Calon ayah berada di atas tapi ia miring ke salah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar berat badannya tak menekan tubuh ibu hamil.
Ibu hamil berada di atas, namun hindari penetrasi yang terlalu dalam.
Calon ayah duduk di kursi atau tempat tidur dan ibu hamil berada di atasnya. Selain tak membebani kehamilan, posisi ini juga memudahkan ibu hamil mengatur irama hubungan sekaligus mengurangi tekanan di dinding rahim.
Calon ayah dan ibu hamil berbaring menyamping, menghadap satu arah. Ibu hamil berada di depan calon ayah. Penetrasi dilakukan dari belakang.
Ibu hamil bertumpu pada lutut dan siku (merangkak). Penetrasi dilakukan calon ayah dari belakang
dari berbagai sumber